TACB Nasional Tak Rekomendasikan Formula E di Monas, Anies: Kita Tik Tok Dulu Aja

Jakarta – Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Nasional tidak merekomendasikan kegiatan Formula E digelar di Monas. Menurut Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hilmar Farid, salah satu pertimbangan TACB Nasional tak memberi rekomendasi Formula E adalah dampak terhadap tata ruang Monas.

Farid awalnya menjelaskan prosedur permintaan rekomendasi untuk menyelenggarakan suatu acara di salah satu cagar budaya. Dia mengatakan, untuk Monas, permintaan rekomendasi ditujukan ke TACB Nasional.

Bacaan Lainnya

“Ada dua level. Satu levelnya asetnya dikuasai siapa. Kemudian peringkatnya ada di nasional atau di mana. Kalau Monas jelas, kawasannya di peringkat nasional,” kata Hilmar di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

“Jadi hemat saya, Gubernur (DKI Jakarta) dalam hal ini berkonsultasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya DKI. Karena (Monas) peringkatnya nasional, konsultasi Tim Ahli Cagar Budaya Nasional yang memberi nasihat kepada Mendikbud,” imbuhnya.

Baru kemudian Hilmar mengungkapkan bahwa TACB Nasional telah memutuskan tidak memberi rekomendasi penyelenggaraan Formula E di Monas.

“Tidak boleh. Sederhana saja, kalau kita tanya nilai sejarahnya, nggak terlalu sulit lah saya kira menyimpulkan itu. Bahwa kemudian ada keinginan untuk membuat kegiatan di sana, kegiatannya sendiri kita sambut dengan sangat positif. Nggak ada problem dengan balapannya,” ungkap Farid.

“Tapi kalau misalnya sekarang berdampak pada perubahan tata ruang, segala macam, ini kan jadi problem lain. Bukan soal balapannya, tapi soal perubahan tata ruangnya, revitalisasinya sudah sesuai belum dengan undang-undang cagar budaya,” sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, diketahui bahwa Komisi Pengarah memang tidak mengizinkan pergelaran di dalam kawasan Monas. Namun akhirnya izin itu dikeluarkan dengan sejumlah pertimbangan. Selain itu, sempat muncul polemik soal klaim rekomendasi dari TACB dalam surat Gubernur DKI Anies Baswedan ke Sekretariat Negara.

Anies Pilih TikTok

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum buka suara soal polemik dua proyek revitalisasi Monas dan Taman Ismail Marzuki (TIM). Anies pilih menjawab TikTok saja.

Proyek revitalisasi Monas yang disorot yakni soal perizinan. Setneg sempat tak mengeluarkan izin untuk pemugaran sisi Selatan Monas yang digarap Pemprov DKI. Tapi belakangan Setneg mengeluarkan izin revitalisasi.

Belum lagi ajang balap Formula E. Meski sudah mendapat izin Setneg, tapi ternyata Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi DKI Jakarta Mundardjito mengaku tak merekomendasikan pagelaran Formula E di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

Sorotan soal Formula E paling anyar dilontarkan oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati mempertanyakan kenapa balap mobil listrik Formula E itu digelar di Monas.

“Nah, Gubernur DKI ini tahu apa tidak, kenapa sih kalau mau bikin Formula E itu, kenapa sih harus di situ (di Monas)? Kenapa sih nggak di tempat lain? Kan begitu, peraturan itu ya peraturan, kalian juga mesti tahu jangan sampai melanggar peraturan,” ujar Megawati di kantor PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/10/2020).

“Monas itu di dalam keputusan peraturan itu adalah cagar budaya, garis bawahi, tapi jangan pula saya dibentur-benturkan (dengan) Pak Anies, bahwa Monas itu adalah sudah pasti peraturannya merupakan cagar budaya, artinya tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga, rumah saya itu masuk dalam cagar budaya DKI, saya kalau mau betulin (renovasi), mesti izin, karena ada hal-hal yang tidak ada dalam arsitektur rumah yang lain,” imbuhnya.

Tak hanya itu, revitalisasi TIM juga menuai kritik. Sejumlah seniman menolak keras kawasan TIM dibongkar. Dua hari lalu, kelompok yang menamakan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) melakukan aksi demonstrasi menolak revitalisasi Monas dan Tanah Ismail Marzuki (TIM).

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta Anies menjelaskan terkait dugaan manipulasi surat rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk Formula E di Monas. Prasetio menyayangkan selama ini justru jajaran Pemprov yang memberi penjelasan.

Prasetio meminta Anies untuk memberi penjelasan. Menurut dia, alasan yang disampaikan Sekda DKI Saefullah yang menyebut surat tersebut salah ketik tidak bisa diterima. Karena itu, Prasetio masih menganggap surat Anies kepada Mensetneg Pratikno ilegal.

“Kepala Dinas, Sekda (telah) pasang badan. Tolong bicara gubernur. Tiba-tiba besok hari sebut salah ketik. Ini pemerintahan opo? Saya minta Pak Asisten, tolong kasih tahu Pak Gubernur, bereskan semua urusan surat menyurat. Ini saya anggap surat ke Setneg ini surat ilegal,” kata Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).

Polemik dua proyek itu pun terus bergulir hingga saat ini. Tapi Anies belum bersuara. Saat ditanyai awak media terkait revitalisasi Monas dan TIM, Anies tak menjawab gamblang. Anies hanya menyinggung soal Tik Tok.

“Kita TikTok lagi aja,” singkat Anies di GOR UNJ Kampus B, Rawamangun, Jaktim, Kamis (20/2/2020).

Awak media terus menanyakan eks Mendikbud tersebut soal proyek revitalisasi yang dilakukan Pemprov DKI. Dia dikejar lagi terkait revitalisasi TIM yang ditolak oleh sejumlah seniman. Namun, lagi-lagi Anies hanya menyinggung Tik Tok, yang memang belakangan dalam beberapa kesempatan dia terlihat dalam aplikasi sosial video pendek yang dipadukan dengan musik itu.

“Kita Tik Tok dulu aja,” singkat Anies merespons pertanyaan media soal revitalisasi TIM. (mb/detik)

Pos terkait