Dulunya Pengamen, Gadis Ini Jadi Wisudawan Terbaik di Unair Surabaya

Jakarta – Tak semua orang terlahir beruntung bisa mengenyam pendidikan tanpa harus memikirkan biaya. Bagi Noviana dibutuhkan perjuangan untuk bisa lulus kuliah dan menjadi wisudawan terbaik, karena terlahir dari keluarga yang serba kekurangan.

Wanita asal Surabaya, Jawa Timur ini merupakan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Ia pun berhasil memperoleh gelar sebagai wisudawan terbaik. Namun, perjuangannya untuk bisa mengenyam pendidikan itu tidaklah mudah, karena ia harus bekerja untuk membantu pundi-pundi keuangan keluarganya.

Bacaan Lainnya

Seperti dikutip dari website resmi Unair, ayah Noviana berprofesi sebaga kuli bangunan dan mengalami kecelakaan parah saat bekerja. Noviana pun menceritakan setelah kecelakaan tersebut, ayahnya menjadi tukang becak.

“Karena kekurangan biaya, bapak tidak dioperasi. Beliau segera bangkit dan menjadi tukang becak walaupun belum sepenuhnya sembuh. Tidak lama berselang, becak bapak dicuri,” ungkap Noviana.

Anak ke empat dari delapan bersaudara ini memilih untuk mengamen ketika kedua orangtuanya sakit. Noviana bahkan beberapa kali ditangkap oleh aparat keamanan dan ditahan di Lingkungan Pondok Sosial karena mengamen di jalanan.

Meskipun harus bekerja untuk mencukupi ekonomi keluarga, Noviana tak meninggalkan pendidikannya. Ia pun menjadi anak pertama di keluarganya yang bisa melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi.

Selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Noviana masih melakukan berbagai pekerjaan demi memenuhi kebutuhan. Ia pun mencoba peruntungan dengan menjual beberapa barang, menjadi pelatih olahraga panah di salah satu klub memanah Surabaya, hingga magang di Unit Konsultasi dan Bantuan Hukum (UKBH) FH UNAIR demi menambah pengalaman.

Beruntungnya, di semester lima, Noviana menerima beasiswa perusahaan Chaeron Pokphand Indonesia yang menunjang pendidikannya hingga akhir perkuliahan. Noviana pun berhasil meraih IPK 3,94 dan menjadikannya sebagai lulusan terbaik S1 Fakultas Hukum UNAIR periode September 2019.

Tak lantas menjadi puas akan predikat kelulusannya, wanita yang kini tengah melanjutkan kariernya di kantor advokat ini mengaku ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang magister dan mendaftar sebagai hakim. (mb/detik)

Pos terkait