Menko PMK Sebut 4 Daerah Pulangkan WNI dari China Tanpa Koordinasi

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut ada empat pemerintah daerah yang memulangkan warga negara Indonesia (WNI) asal daerahnya dari China tanpa berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Muhadjir sendiri enggan membeberkan daerah mana saja yang memulangkan putra daerahnya itu. Muhadjir hanya membeberkan satu daerah yakni Kabupaten Lumajang.

Bacaan Lainnya

“Sudah ada empat [daerah] yang teramati. Pemerintah daerah tesebut atas inisiatif sendiri memanggil putra daerahnya untuk kembali ke Indonesia tanpa koordinasi dengan pemerintah pusat,” kata Muhadjir saat ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (10/2).

Muhadjir menjelaskan bahwa WNI yang dipulangkan oleh empat Pemda itu berstatus sebagai mahasiswa. Mahasiswa itu, kata dia, sedang berkuliah di China atas beasiswa dari Pemda setempat.

Meski demikian, Muhadjir merasa lega bahwa Pemda yang memulangkan itu menjamin putera daerahnya tidak terpapar virus corona. Sebab, kata dia, lokasi WNI itu berada jauh dari pusat penyebaran virus di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.

“Tapi kan itu tetap berada di daratan China,” kata dia.

Muhadjir lantas menyatakan langkah empat Pemda tetap menyalahi prosedur yang diberlakukan pemerintah pusat.

Pasalnya, kata dia, pemerintah harus melakukan serangkaian proses, mulai dari evakuasi hingga observasi selama 14 hari di tempat yang aman dan jauh dari pemukiman warga sejak mewabahnya virus corona.

“Kita kan sudah memberikan warning bahwa semua yang 2 minggu minimum berasal dari daratan China, baik WNI atau warga negara asing yang sebelum masuk Indonesia pernah berada di daratan China itu harus oleh pemerintah pusat,” kata Muhadjir.

Mengutip AFP, sejauh ini jumlah kasus meninggal dunia akibat Virus Corona mencapai 910 orang. Kematian terbanyak terjadi di Provinsi Hubei.

Kementerian Kesehatan China mengumumkan bahwa ditemukan 3000 kasus baru sehingga jumlah penderita melonjak jadi 40.171 di seluruh China, dari semula 37.198 kasus pada Minggu (9/2) kemarin.

Jumlah ini membuat Virus Corona lebih mematikan ketimbang virus Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) yang membunuh 774 orang dan menginfeksi 8000 orang pada periode 2002-2003.

Hingga saat ini mayoritas kasus infeksi dan korban meninggal dunia ditemukan di China, dengan korban jiwa di negara lain adalah satu orang di Filipina dan satu orang di Hong Kong. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait