Erick Thohir Segera Umumkan Restrukturisasi Utang KS Rp40 T

Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan mengumumkan rencana restrukturisasi utang PT Krakatau Steel (Persero) Tbk senilai Rp40 triliun sore ini, Selasa (28/1).

“Hari ini kami akan umumkan restrukturisasi Krakatau Steel. Restrukturisasi utang sebesar Rp40 triliun,” kata Erick di Jakarta, Selasa (28/1).

Bacaan Lainnya

Erick mengungkap restrukturisasi utang Krakatau Steel menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah. Menurutnya, restrukturisasi BUMN industri baja tersebut harus segera dijalankan agar perusahaan dapat membenahi masalah operasional.

“Habis restrukturisasi, ada lagi isu yang menunggu, yakni operasional,” ucap Erick.

Sebelumnya, Krakatau Steel mengaku tengah melakukan program restrukturisasi guna memperbaiki kinerja keuangan yang merugi selama tujuh tahun berturut-turut. Restrukturisasi dilakukan terhadap organisasi, portofolio, dan keuangan.

Untuk restrukturisasi organisasi produsen baja itu bakal memangkas 30 persen unit kerja setara 1.879 unit dari total 6.264 posisi saat ini. Artinya, jumlah unit kerja di perseroan menjadi 4.385 posisi usai pemangkasan.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan pemangkasan dilakukan karena jumlah unit kerja yang ada saat ini terlalu besar dan membebani biaya operasional perusahaan.

Pengurangan unit kerja di Krakatau Steel tentunya bersamaan dengan pemangkasan jumlah tenaga kerjanya. Namun, ia belum bisa menyebutkan pengurangan jumlah karyawan tetap lantaran jumlahnya berubah setiap hari dengan adanya karyawan pensiun dan sebagainya. Per Maret 2019, jumlah tenaga kerja tetap perseroan sebanyak 4.453 orang.

Holding Rumah Sakit

Erick juga mengatakan akan membentuk holding rumah sakit BUMN. Rencananya, holding ini akan dibentuk pada Juni 2020 mendatang.

Erick menjelaskan, holding dibentuk karena banyak BUMN yang memiliki bisnis rumah sakit. Padahal, itu bukan inti (core) bisnisnya.

“Kita mau holdingkan, ngapain perusahaan-perusahaan yang fokus core bisnisnya bikin rumah sakit, yang ada rumah sakit nggak servis baik,” katanya di acara kuliah umum, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

“Dengan kita holdingkan rumah sakit, Insyaallah Juni ini jadi holdingnya,” tambahnya.

Erick mengatakan, holding ini punya peluang yang bagus. Apalagi, ada mitra dari strategis dari Jepang.

Lanjutnya, Jepang sendiri membutuhkan 350 ribu suster. Dengan adanya holding diharapkan kebutuhan suster itu bisa dipenuhi dari Indonesia.

“Ini ada kesempatan, apa, kalau kita ada strategic partner dari Jepang, Jepang itu perlu 350 ribu suster. Karena berpartner Jepang harus dong di bawah holding rumah sakit ada sekolah suster atau add value kesehatan servis tapi di-training dari awal Bahasa Jepang, kultur Jepang-nya, supaya ketika berpartner akses 350 ribu suster itu bisa juga buat kita, bukan Filipina lagi,” jelasnya. (mb/cnn indonesia/detik)

Pos terkait