Setoran Anggota untuk Keraton Agung Sejagat Mencapai Rp 30 Juta

Semarang – ‘Raja’ Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jateng, menjanjikan jabatan dan gaji kepada pengikutnya. Namun para anggotanya terlebih dulu menyetor uang pendaftaran. Besarannya Rp 3 juta hingga Rp 30 juta.

“Mendaftar itu menyerahkan uang. Ada Rp 3 juta, Rp 20 juta, bahkan Rp 30 juta,” kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes (Pol) Iskandar Fitriana Sutisna, di Mapolda Semarang, Rabu (15/1/2020).

Bacaan Lainnya

Setelah itu, kata Iskandar, sang ‘raja’ Toto Santoso (42) menjanjikan jabatan dan gaji besar kepada para anggota ‘kerajaan’-nya itu.

“Mereka diiming-imingi jabatan tinggi dan gaji besar dalam dolar. Ini penipuan publik,” pungkasnya.

Toto yang berperan sebagai raja dan Fanni yang menjadi permaisurinya kini dijerat pelanggaran Pasal 14 UU RI No 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, ‘barang siapa menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat’ dan/atau Pasal 378 KUHP tentang Penipuan.

Saat ini keduanya sudah berada di Mapolda Jawa Tengah untuk dimintai keterangan. Hari ini rencananya Polda Jateng akan menggelar konferensi pers terkait hal tersebut.

Toto Santoso, ternyata pernah tinggal di rumah kontrakan di Godean, Sleman, DIY. Tetangga rumah kontrakan itu sudah lama menaruh curiga terhadap aktivitas Toto.

“Warga sebenarnya sudah dari dulu curiga, tapi kan (enggan) mau bertindak. Kegiatan pastinya belum begitu jelas. Jadi warga bisanya ya cuma memantau saja,” kata tetangga Toto, Deki Rinawan (31), saat ditemui di lokasi, Rabu (15/1/2020).

Deki tak mengetahui asal-usul Toto. Sepengetahuannya, Toto mulai tinggal di rumah bercat putih di Jalan Berjo-Pare, RT 05 RW 04, Sidoluhur, sebelum Ramadhan 2018.

“Di sini (Toto) sepengetahuan saya ngontrak karena sistemnya di sini rombongan. Kalau (siapa) yang (membayar biaya) ngontrak-nya, saya kurang paham. Dia tinggal di sini sejak 2018, sebelum puasa. Jadi hampir dua tahun,” terangnya.

“Kesehariannya (Toto) di sini terus. Untuk kegiatan kesehariannya saya kurang tahu, karena saya tidak mengikuti kegiatan di sebelah (rumah Toto),” sebutnya.

Toto selama ini disebut jarang bergaul dengan warga. Menurut Deki, Toto tidak pernah berkumpul dengan warga dan tidak pernah melaksanakan gotong royong bersama-sama.

“Itu (kumpul dengan warga) tidak, kalau mengikuti kegiatan warga tidak. Tidak pernah (gotong royong),” pungkas dia. (mb/detik)

Pos terkait