Banjir dan Angin Puting Beliung Terjang 3 Wilayah di Sulsel

Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan mengungkap sejumlah insiden banjir bandang dan angin puting beliung terjadi di wilayah itu pada Minggu (13/1).

“Fenomena cuaca ekstrem ini sesuai dengan prakiraan BMKG yaitu potensi hujan lebat di wilayah Sulawesi Selatan dengan status ‘siaga’,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/1).

Bacaan Lainnya

Bencana itu antara lain, pertama, banjir di Dusun Buludua, Desa Balusu, Kabupaten Barru, Sulsel. Ini diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu (12/1) sejak pukul 00.00 WITA sampai dengan pukul 10.30 WITA.

“Kejadian tersebut memicu meluapnya sungai setempat. Sekitar 121 KK terdampak banjir di dusun ini,” ungkap Agus.

Kedua, banjir dan angin puting beliung di tiga kecamatan di Kabupaten Barru, yakni Kecamatan Balusu, Soppeng Riaja, dan Mallusetasi. Insiden tersebut mengakibatkan rumah penduduk tergenang air dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan. Di samping itu, arus lalu lintas trans-Sulawesi terpantau padat.

Banjir ini mengakibatkan tiga rumah warga rusak berat. Selain itu, kerusakan juga terjadi pada jalan desa di wilayah Oring, Kecamatan Balusu, satu jembatan gantung di Kelurahan Kiru-Kiru, Kecamatan Soppeng Riaja, dan tanggul pantai di Kelurahan S. Binangae, serta pasar Ajakkang di Kecamatan Balusu.

“BPBD setempat melaporkan 1 orang meninggal dunia akibat terbawa arus banjir,” imbuh Agus.

Ketiga, lanjutnya, banjir di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Minggu (12/1). Ini juga dipicu oleh hujan deras turun di seluruh Kota Parepare. Genangan di beberapa titik pun muncul dengan ketinggian air beragam.

“Namun demikian, genangan segera surut dan aktivitas masyarakat berangsur kembali normal. Pada hari sebelumnya (11/1) genangan air sudah terjadi di wilayah Kota yang dipicu oleh hujan yang disertai angin kencang,” tutur dia.

Agus mengatakan beberapa insiden di atas menunjukkan ancaman yang dipicu oleh fenomena hidrometeorologi bergerak ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. BMKG pun telah memberikan peringatan dini ke sejumlah wilayah dengan status ‘Waspada’ hingga ‘Siaga.’

“BNPB mengimbau kepada BPBD wilayah tengah dan timur untuk siaga, salah satunya memonitor peringatan dini yang diberikan oleh BMKG sehingga mereka dapat melanjutkan peringatan dini kepada masyarakat,” tandas Agus. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait