Di KTT ASEAN, Sekjen PBB Apresiasi Peran Indonesia di Dewan Keamanan PBB

Bangkok – Peranan Indonesia dalam menjembatani upaya perdamaian dunia mendapatkan apresiasi secara khusus dari PBB dalam KTT ke-10 ASEAN PBB. Khususnya saat Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

“Dalam pertemuan dengan UN tadi secara khusus Sekjen PBB (António Guterres) menyampaikan apresiasi terhadap peran yang dimainkan Indonesia sebagai bridge builder selama ini, terutama selama Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,” ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Joko Widodo di KTT ASEAN-PBB di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, dalam keterangan tertulis, Minggu (3/11/2019).

Bacaan Lainnya

Di sisi lain, Retno mengungkapkan, dalam pertemuan itu Jokowi mendorong penguatan sinergi antara ASEAN dengan PBB. Hal itu untuk menunjukkan peran dan manfaat ASEAN serta kontribusinya bagi masyarakat dunia.

“Presiden menekankan bahwa sinergi yang kuat antara organisasi kawasan seperti ASEAN dengan PBB ini sangat penting artinya karena kalau kawasannya kuat berarti berkontribusi terhadap perdamaian dunia,” ucapnya.

Maka, untuk mengupayakan hal tersebut, kata Retno, Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus menjadikan isu mendorong sinergi antara organisasi kawasan dengan PBB sebagai isu prioritas selama menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

“Presiden mengatakan,selama Indonesia duduk di dalam Dewan Keamanan PBB isu sinergitas antara kawasan dan PBB ini menjadi salah satu prioritas utama keanggotaan Indonesia di dalam Dewan Keamanan PBB,” pungkas Retno.

Jokowi Harap Stabilitas Keamanan Indo-Pasifik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara di forum KTT ke-22 ASEAN-RRT di Bangkok, Thailand. Jokowi berharap stabilitas keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

“Kita berharap dengan Outlook ini, stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan bukan hanya dinikmati oleh Kawasan Asia-Pasifik, tapi juga lebih luas di Kawasan Indo-Pasifik,” kata Jokowi di Impact Exhibition & Convention Center, Bangkok, Thailand, Minggu (3/11/2019).

Jokowi menegaskan bahwa ASEAN terbuka untuk bekerja sama dengan RRT dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, yang salah satunya memfokuskan kerja sama konektivitas dan infrastruktur. Oleh karena itu, kata Jokowi, sinergi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dan Belt and Road Initiative (BRI) menjadi sebuah keniscayaan.

“Pengembangan konektivitas dan infrastruktur sangat penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam pengembangan pusat pertumbuhan baru di Kawasan Indo-Pasifik,” ujar Jokowi.

Isu lain yang disampaikan Jokowi adalah pentingnya mempertebal Strategic Trust di Kawasan karena merupakan kata kunci dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Kawasan termasuk di Laut China Selatan.

“Trust akan terwujud jika kita berkomitmen untuk mengutamakan dialog dan penyelesaian sengketa secara damai dan menghormati serta mematuhi hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982,” kata Jokowi.

Dalam pertemuan itu, Jokowi juga menjelaskan bahwa pada tahun ini kita telah menyelesaikan putaran pertama perundingan Code of Conduct in the South China Sea. Jokowi berharap kemajuan dalam perundingan tersebut dapat selaras dengan situasi di lapangan dan tidak ada satu pihak manapun melakukan tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan.

“Dengan cara ini, strategic trust antara ASEAN dan RRT dapat terjaga. Jika ini dilakukan, kemitraan ASEAN-RRT dalam 3 dekade ke depan akan menjadi pilar penting bagi stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik,” tuturnya. (mb/detik)

Pos terkait