PK NTT Serukan Investasi Rempang Eco City Dituntaskan Secara Humanis

Ketua Umum PK NTT Kota Batam, Andi S. Mukhtar
Ketua Umum PK NTT Kota Batam, Andi S. Mukhtar

Detak News, BATAM – Proyek Strategis Nasional (PSN) bernilai ratusan triliun di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepri merupakan investasi yang sedang digesa oleh pemerintah. Rencananya, melalui investasi ini, akan dibangun Rempang Eco City oleh produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings Ltd.

Komitmen perusahaan membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa senilai US$11,5 miliar dan menjadikannya sebagai pabrik kaca kedua terbesar dunia setelah di China, menjadi perhatian banyak pihak.

Bacaan Lainnya

Terlebih karena rencana investasi tersebut sempat mendapat penolakan dari warga, karena merasa belum mendapat penjelasan secara menyeluruh terkait investasi dimaksud, serta merasa seperti dipaksa untuk meninggalkan kampung tempat tinggalnya, utamanya warga tempatan merasa hak-hak sebagai warga negara Indonesia terabaikan.

Perkumpulan Keluarga Nusa Tenggara Timur ( PK NTT) Kota Batam, merasa
berkepentingan dan menyerukan pemerintah memenuhi hak-hak masyarakat Rempang yang sudah turun temurun di Pulau Rempang terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal ini, sebagai wujud keseriusan pemerintah dan mempercepat proses investasi di Rempang dengan langkah dan cara yang humanis, sehingga kehadiran investasi dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya dan proses inventasipun berjalan tanpa aral yang melintang.

Menyikapi hal ini, Ketua Umum PK NTT Kota Batam, Andi S. Mukhtar mengatakan bahwa untuk merealisasikan investasi di Rempang, maka pemerintah berkewajiban memenuhi permintaan atau hak-hak dari warga.

Bahwa hasil negosiasi serta janji yang telah disampaikan pemerintah agar segera direalisasikan, sehingga ada tingkat kepercayaan dari masyarakat untuk menyetujui segera dilakukannya relokasi.

Pada perkembangannya, Andi menilai bahwa proses komunikasi yang dilakukan pemerintah saat ini sudah semakin membaik, sehingga diharapkan dapat terwujud sesuai dengan apa yang telah diputuskan.

“Maka kami minta agar pemerintah segera mewujudkan keputusan, sehingga masyarakat percaya dengan janji pemerintah. Sudah saatnya masyarakat dikasih bukti atau paling tidak sudah ada proses menuju ke janji-janji yang telah disampaikan oleh pemerintah. Bahkan saya percaya jika komunikasi yang baik dengan warga dan memberikan pemahaman terhadap investasi yang akan dilakukan dan mewujudkan apa yang dijanjikan, maka akan timbul rasa yakin dari warga akan mengikuti keputusan atau kebijakan dari pemerintah terhadap perbaikan kehidupan mereka,” ungkap Andi Mukhtar.

Andi berharap agar proyek strategis nasional atau pembangunan Rempang Eco City segera terwujud. Hal ini, karena menurut Andi, akan
mendatangkan banyak manfaat dan keuntungan untuk Bangsa dan Negara
terkhusus untuk warga sekitar dan mohon tenaga kerja sekitarnya menjadi
prioritas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.

“Bahwa akan ada penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak, bahkan menurut informasi yang kita dengar sampai puluhan hingga ratusan ribu tenaga kerja. Akan ada banyak bisnis-bisnis turunan dan usaha-usaha lain sebagai pendukung investasi di Rempang Eco City, sehingga akan semakin banyak tersedianya lapangan kerja bagi warga sekitar,” ujar Andi.

Sementara itu, penasehat PK NTT Kota Batam, Bali Dalo mengatakan, bahwa pada dasarnya, semua orang di Batam, bahkan di Indonesia, pasti mendukung adanya investasi. Apalagi nilai investasi yang digelontorkan ke Rempang, sepanjang sejarah berdirinya Otorita Batam sampai dengan merubah nama menjadi BP Batam, baru kali ini bisa mendatangkan nilai
investasi yang besar.

“Saya pikir, semua orang pasti mendukung adanya investasi. Karena dengan investasi pasti mendatangkan kemakmuran atau kemajuan daerah tersebut. Maka dengan sendirinya, masyarakat sekitar pasti merasakan manfaat dan keuntungan dari investasi itu sendiri. Saya melihat ada komunikasi yang kurang bagus diawal rencana pelaksanaan investasi di Rempang, sehingga
Rempang menjadi Trending topik hari ini yang menggempar Indonesia”, ujar Bali Dalo.

Bali Dalo, yang juga pernah menjadi kuasa hukum Otorita Batam sebelum berubah nama menjadi BP Batam, menilai kehadiran BP Batam sebagai lembaga pemerintah yang bertugas mendatangkan investasi di Batam, seharusnya sudah mensosialisasikan rencana investasi ini, jauh sebelumnya.

Walaupun menurutnya pernah ada cerita tentang investasi pada tahun 2004
harus dinyatakan sebagai sebuah cerita lama yang telah berlalu dan hari ini
datang kembali investasi Rempang Eco City harus diceritakan sebagai sebuah
cerita investasi baru yang humanis, karena yang lama itu mirip dengan hari
ini tetapi tidak sama dengan hari ini, sehingga semua orang yang berkepentingan dan terdampak dari investasi ini, memahami dan
mengetahuinya.

Menurut Bali Dalo, saat ini telah terjadi pergeseran diskusi dan musyawarah
yang ke arah yang lebih baik dan terima kasih kepada pemerintah yang telah
berbesar hati mengaku salah melalui ucapan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia dan ucapan maaf dari Panglima TNI Laksmana Yudo Margono atas peristiwa yang terjadi di Rempang.

“Harapan kami semoga janji-janji yang telah disampaikan atau disepakati dan yang diputuskan dapat diwujudkan sebagaimana mestinya, sehingga kenyamanan hari ini yang mulai dirasakan oleh masyarakat tetap terpelihara
dengan baik,” kata Bali Dalo.

Sementara itu, penasehat PK NTT lainnya, Simon Payong Masan, menilai saat ini, dengan kehadiran beberapa pejabat tinggi dari Jakarta yang turun langsung menemui masyarakat di Rempang, membuat situasi di Kota Batam, kembali kondusif.

Maka, Simon Payong Meminta semua pihak untuk menahan diri, apalagi melakukan provokasi yang memperkeruh suasana dan kondisi. “Jangan pula karena adanya kepentingan politik sehingga melakukan provokasi dan informasi-informasi yang menyesatkan sehingga menambah atau bahkan
memperkeruh kondusifitas Kota Batam,” tegas Simon Payung.

“Bahwa ini, murni investasi untuk kemakmuran bangsa dan negara terkhususnya masyarakat di Kota Batam yang berdampak langsung dengan kehadiran investasi di Kota Batam. Jadi kami minta agar investasi ini, jangan dibelokkan hanya untuk kepentingan politik,” imbuhnya.

Lebih jauh Simon berharap ada ruang diskusi dan sosialisasi yang cukup
antara pemerintah dengan masyarakat setempat sehingga menghasilkan
solusi-solusi terbaik untuk kepentingan Bersama.

Sementara itu, ketua harian PK NTT Kota Batam, Dominggus RR Woge,
menyampaikan rasa prihatin dan rasa simpati atas peristiwa yang terjadi dan
menimpah warga Rempang pada umumnya dan meminta warga ataumasyarakat di Rempang asal NTT atau keturunan dari NTT yang berdomisili di Rempang agar terus membangun komunikasi dengan semua warga Rempang pada umumnya dengan berprinsip dimana bumi dipijak disitu
langit dijunjung dan tetap menjaga keharmonisan dengan semua pihak dan
mengikuti perkembangan dari proses investasi Rempang Eco City ini.

“Kami meminta warga asal NTT yang berdomisili di Rempang ataupun yang
berada di Kota Batam dan disekitarnya, agar jangan mudah terprovokasi
dengan informasi-informasi yang tidak bertanggujawab, sehingga menambah situasi menjadi tidak kondusif. Kita berharap pemerintah segera
merealisasikan pembangunan Rempang Eco City ini, sehingga bisa membuka
lapangan kerja buat kita semua dan terkhusus buat saudara kami yang berada
di Rempang.” ucap Don Woge. (rls)

Pos terkait