Harga Sembako Terus Naik, Senator Haripinto Beri Sejumlah Masukan Pembenahan

Anggota Komite 3 DPD RI asal Kepri, Haripinto Tanuwidjaja
Anggota Komite 3 DPD RI asal Kepri, Haripinto Tanuwidjaja

Detak News, BATAM – Harga sejumlah bahan pokok (Sembako) di Kota Batam dan Provinsi Kepri umumnya terus melonjak, menjadi perhatian sejumlah pihak untuk bisa mengurai persoalannya.

Anggota Komite 2 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Provinsi Kepri, Haripinto Tanuwidjaja mengaku prihatin dengan kondisi tersebut, dan menurutnya harus ada upaya bersama untuk menanggulangi persoalan itu.

Bacaan Lainnya

“Harus menjadi perhatian bersama, karena kondisi ini betul-betul membebani masyarakat,” ungkap Senator Haripinto ini, Selasa (7/2/2023).

Kepada media ini, Senator Haripinto mencoba menguraikan sejumlah faktor yang perlu menjadi perhatian pemerintah guna menanggulangi lonjakan harga berbagai kebutuhan
di Batam dan Kepri secara umum.

Pertama, jalur distribusi atau transportasi pengangkutan harus benar-benar diperhatikan. Pemerintah harus memastikan jalur transportasi sembako Kepri terhubung secara baik, terjadwal secara rutin.

“Kita ini kepulauan, tidak ada jalur darat. Sehingga harus betul-betul diperhatikan agar tidak biaya tinggi,” ungkapnya.

Kedua, seharusnya diberikan dispensasi impor untuk kebutuhan pokok tertentu, misalnya beras dan bawang putih. Dimana menurutnya harga beras atau bawang putih akan lebih mahal jika diangkut dari daerah lain di Indonesia, ketimbang didatangkan dari luar negeri.

“Sifatnya perlakuan khusus, karena kita ini adalah wilayah perbatasan yang lebih dekat dengan sejumlah negara tetangga,” jelasnya.

Ketiga, mengurangi ketergantungan dengan pihak luar dengan menggalakkan budidaya atau produksi terhadap jenis kebutuhan tertentu yang sifatnya bisa dibudidayakan dan diproduksi di Kepri.

“Kita tau di Batam ada peternakan ayam petelur, namun jumlahnya sangat jauh dari kebutuhan cukup masyarakat,” ujarnya.

Keempat, memfasilitasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama dari sektor permodalan dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Selain modal, pelatihan dan akses perizinan juga harus difasilitasi,” terangnya.

Berbagai hal tersebut di atas harus menjadi perhatian bersama, utamanya Dinas pertanian, Dinas Perikanan dan Dinas Perdagangan.

Namun demikian, kondisi yang dialami oleh Kepri hampir sama yang terjadi di daerah lain. Hanya saja menurutnya lonjakan harga yang terjadi di Kepri lebih mahal karena faktor kepulauan.

Secara global, inflasi yang terjadi ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh adanya  Covid berkepanjangan, perang Ukraina dan kenaikan suku bunga bank Central Amerika. (ays)

Pos terkait