Detak News, BATAM – Anggota DPRD Kepri dari Fraksi Gerindra, Nyanyang Harris Pratamura memanfaatkan masa resesnya 24 Agustus hingga 6 September 2021 dengan turun langsung menjemput aspirasi masyarakat di wilayah dampingannya.
Masih dalam suasana pandemi Covid-19, reses Legislatif Daerah Pemilihan Batam A (Batuampar, Bengkong, Lubukbaja dan Batam Kota) ini dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan secara ketat guna menghindari terjadinya calster baru.
Dalam reses kali ini, ungkap Nyanyang, setidaknya ada tiga hal utama yang menjadi atensi masyarakat di daerah dampingannya, yakni masalah pengangguran, kesehatan dan pendidikan.
“Tiga persoalan utama, yakni persoalan pengangguran, kesehatan dan pendidikan. Meski masalah infrastruktur dan lainnya juga muncul,” ungkapnya ditemui di bilangan Tiban, kemarin.
Disampaikan secara detail, masalah pengangguran yakni terkait tingginya angka pengangguran karena banyaknya perusahaan yang tutup. Sehingga masyarakat meminta adanya perhatian khusus terhadap penyediaan lapangan pekerjaan.
“Masyarakat mengeluhkan susahnya mendapatkan pekerjaan. Ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Ini akan kita diskusikan dengan OPD terkait,” ungkap politisi Gerindra ini.
Sementara itu, terkait dengan masalah kesehatan pelaksanaan vaksinasi menjadi atensi masyarakat. Dimana masyarakat berharap pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bisa digelar ditingkat RT RW, bukan di tempat yang jauh dari rumah warga.
“Masyarakat mengharapkan vaksinasi bisa digelar di tingkat RT RW. Karenanya kami lagi berusaha mendekatkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ke masyarakat,” ungkap mantan Ketua Komisi III DPRD Batam ini.
Terkait masalah pendidikan, masyarakat didampingannya mempertanyakan dan meminta agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bisa digelar. Karena menurutnya anak-anak mereka tidak fokus belajar di rumah.
“Orang tua murid berharap belajar tatap muka bisa disegerakan, agar bisa lebih maksimal,” terangnya.
Hal lain yang juga menjadi usulan masyarakat, adalah masalah jalan di perumahan yang kondisinya sudah berlubang-lubang, sehingga menuntut adanya perbaikan atau semenisasi.
Masih dari reses, selain masalah di atas juga muncul usulan permohonan bantuan pembangunan tempat ibadah, serta sejumlah infrastruktur lainnya.
“Meski tidak mendominasi, tapi usulan infrastruktur juga masih menjadi usulan masyarakat,” terangnya.
Selaku perwakilan rakyat, Nyanyang mengatakan akan memaksimalkan apa yang menjadi usulan dari masyarakat dampingannya. Karena menurutnya itu menjadi tugas dia selaku orang yang diberikan kepercayaan duduk di legislatif.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa antara kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah sangat tidak sebanding, dimana kebutuhan masyarakat sangat tinggi namun anggaran pemerintah sangat terbatas, sehingga menurutnya ada skala prioritas dalam pemenuhan hasil reses. (r)
