Hakim Inggris: Penguasa Dubai Pernah Perintahkan Culik 2 Putrinya Sendiri

Jakarta – Penguasa Dubai Syeikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum memerintahkan penculikan terhadap dua putrinya dan membuat mantan istrinya, Putri Haya Bint Al Hussein, ‘ketakutan dan terintimidasi’. Kondisi itu membuat Putri Haya melarikan diri ke London dengan dua anak mereka.

Dilansir AFP, Jumat (6/3/2020), menurut keputusan pengadilan Inggris yang dipublikasikan pada Kamis (5/3) waktu setempat, Puteri Haya Bint Al Hussein (45) melarikan diri dari Uni Emirat Arab pada April lalu karena ketakutan terhadap suaminya, yang juga wakil presiden dan perdana menteri Uni Emirat Arab.

Bacaan Lainnya

Tak lama kemudian, syekh berusia 70 tahun itu mengambil kedua anaknya dari London untuk dikembalikan ke Kerajaan. Dua anak yang dia ambil adalah seorang putra berusia 8 tahun dan seorang putri berusia 12 tahun.

Tetapi Puteri Haya, saudara tiri Raja Yordania, Abdullah II, meminta agar dua anak yang diambil Sheikh Al Maktoum dilindungi pengadilan dan mengajukan perlindungan diri dari penganiayaan (non-molestation order) bagi Putri Haya sendiri. Selama persidangan di London, Putri Haya meminta hakim membuat fakta tentang penculikan dan penahanan paksa dua anak perempuan dewasa syekh dari pernikahan sebelumnya.

Dia juga menyebut dirinya menghadapi “perbuatan yang menimbulkan ketakutan dan intimidasi” dari Al Maktoum sejak dia pergi dari sisi Al Maktoum tahun lalu.

Sheikh Mohammed Al Maktoum mencoba mencegah dua putusan pengadilan diumumkan. Tetapi Mahkamah Agung menolak permohonannya. Hakim Andrew McFarlane, yang mengepalai Divisi Keluarga Pengadilan Tinggi Inggris dan Wales, mendapati Sheikh Mohammed Al Maktoum “memerintahkan dan mengatur” penculikan Sheikha Shamsa dari kota Cambridge di Inggris ketika Sheikha Shamsa berusia 19 tahun pada Agustus 2000.

Sheikha Shamsa secara paksa dikembalikan ke Dubai dan telah dirampas kebebasannya. Dia juga menemukan saudara perempuan Shamsa, yakni Latifa, (35) ditangkap dan kembali ke Dubai dua kali pada 2002 dan 2018. Dia ditahan atas instruksi ayahnya selama lebih dari tiga tahun setelah upaya pertama melarikan diri. Berita soal ini tersiar pada Maret 2018.

Klaim oleh seorang teman Latifa yang membantunya melarikan diri juga terbukti lewat pengadilan. Klaim itu menyatakan ada pasukan khusus India naik perahu di lepas pantai India pada 4 Maret 2018 sebelum dia kembali ke Dubai.

“Dia meminta tentara yang dia temui untuk membunuhnya saja ketimbang harus balik lagi ke keluarganya di Dubai,” kata McFarlane.

Hakim berpendapat, Latifa jelas-jelas putus asa untuk melepaskan diri dari keluarganya dan bersiap untuk melakukan misi berbahaya demi lepas dari keluarganya.

Pada November 2019 lalu, pengadilan juga mengatakan bahwa Putri Haya diceraikan oleh Al Maktoum tanpa sepengetahuan Putri Haya sendiri, pada 7 Februari 2019. Tanggal itu adalah peringatan 20 tahun kematian Raja Husein dari Yordania yang tak lain ayahnya. (mb/detik)

Pos terkait